Procurement

Pengertian Pembelian
Istilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323), yaitu:“Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.”
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya pemesanan dan perolehan barang atau jasa
Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan kedalam proses produksi organisasi..

Berikut adalah pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai fungsi pembelian, yaitu: “The role of purchasing function is to make materials and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at the right time and at the right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.

Pentingnya fungsi pembelian
Management audit bisa digunakan untuk mengevaluasi organisasi secara keseluruhan ataupun fungsi tertentu dalam organisasi, untuk menentukan apakah perusahaan sudah memperoleh efisiensi biaya yang maksimum dari yang telah dilaksanakan oleh fungsi tersebut selama ini. Penelitian ini menjadikan fungsi pembelian sebagai sasaran audit.

Fungsi pembelian sering dianggap sebagai bagian yang paling penting dan berpengaruh, bahkan bisa dikatakan sebagian besar proses bisnis berasal dari kegiatan pembelian. Alasan yang sangat fundamental untuk membahas fungsi pembelian ialah karena dalam bidang ini pemborosan mudah terjadi, baik karena perilaku yang disfungsional maupun karena kurangnya pengetahuan dalam berbagai aspek pembelian bahan, sarana, prasarana dan suku cadang yang diperlukan perusahaan.

Pandangan ini menurut Siagian (2001:192) mudah dipahami karena dalam proses produksi perusahaan memerlukan bahan baku. Tidak banyak perusahaan yang menguasai sendiri bahan baku yang diperlukan untuk diolah lebih lanjut menjadi produk jadi, sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak ada satupun bentuk atau jenis perusahaan yang tidak terlibat dengan fungsi pembelian. Pengalaman banyak perusahaan bahwa biaya untuk menghasilkan suatu produk mungkin mencapai sekitar lima puluh persen dari harga jual produk, menjadikan fungsi pembelian sebagai sumber pemborosan apabila tidak diselenggarakan dengan baik dan sumber penghematan yang akan memperbesar laba perusahaan apabila dilakukan dengan teliti dan cermat.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pembelian merupakan area yang penting yang dikemukakan Brown dkk. (2001:131), yaitu:
1. Fungsi pembelian memiliki tanggung jawab untuk mengelola masukan perusahaan pada pengiriman, kualitas dan harga yang tepat, yang meliputi bahan baku, jasa dan sub-assemblies untuk keperluan organisasi.
2. Berbagai penghematan yang berhasil dicapai lewat pembelian secara langsung direfleksikan pada lini dasar organisasi. Dengan kata lain, begitu penghematan harga dibuat, maka akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap struktur biaya perusahaan. Sehingga sering dikatakan bahwa penghematan pembelian 1% ekivalen dengan peningkatan penjualan sebesar 10%.
3. Pembelian dan suplai material mempunyai kaitan dengan semua aspek operasi manajemen.

Bagaimana cara sebuah perusahaan dalam mengendalikan strategi pengadaan barangnya akan mempunyai pengaruh langsung terhadap bagaimana perusahaan tersebut menjalankan bisnisnya. Pembelian yang baik juga perlu menjadi perhatian untuk organisasi-organisasi non profit dan pemerintah. Berbagai tekanan yang berkaitan dengan kurangnya dana yang tersedia dan besarnya biaya, mendorong organisasi-organisasi tersebut untuk beroperasi seefisien mungkin dengan biaya seminimum mungkin.

Dengan demikian, apapun jenis dan ukuran perusahaannya, pembelian yang dilaksanakan dengan ekonomis dan efektif amat diperlukan dalam upaya mencapai kondisi perusahaan yang sehat karena pembelian merupakan kegiatan yang memerlukan pengerahan sumber daya dalam jumlah besar.

2.3. Tugas dan tanggung jawab fungsi pembelian

Pada dasarnya peran fungsi pembelian adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada waktu, harga dan kualitas yang tepat. Assauri (1998:162) menjabarkan tanggung jawab bagian pembelian sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar
rencana operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga dimana perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya.
2. Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti perkembangan bahan-bahan baru yang dapat meguntungkan dalam proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi produk perusahaan, harga serta desainnya.
3. Bertanggung jawab untuk menurunkan investasi atau meningkatkan perputaran bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke dalam pabrik dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.
4. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data-data dan perkembangan pasar, perbedaaan sumber-sumber penawaran (supply) dan memeriksa pabrik suplier untuk mengetahui kapasitas dan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
5. Bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan.

Tugas-tugas yang dilakukan bagian pembelian dalam memenuhi tanggung jawab tersebut diatas antara lain:
1. Melakukan pembelian bahan-bahan secara bersaing atas dasar nilai yang ditentukan tidak hanya pada harga yang tepat tetapi juga pada waktu yang tepat, serta jumlah dan mutu yang tepat pula.
2. Membantu pemilihan bahan-bahan dengan melakukan penyelidikan.
3. Melaksanakan usaha-usaha pencarian paling sedikit dua sumber suplai.
4. Mempengaruhi tingkat persediaan terendah.
5. Menjaga hubungan baik dengan suplier.
6. Melakukan kerjasama dan koordinasi yang efektif dengan fungsi-fungsi lainnya dalam perusahaan.
7. Meneliti keadaan perdagangan pasar.
8. Membeli seluruh bahan-bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan tepat waktu sehingga tidak menganggu rencana produksi dari perusahaan tersebut.
Galloway dkk. (2000:305) mendefinisikan tujuan dan tanggung jawab departemen pembelian adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Memilih, mengevaluasi dan mengembangkan sumber-sumber untuk bahan dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
2. Memelihara dan membangun relasi dengan suplier yang berkenaan dengan kualitas, pengiriman, pembayaran dan pengembalian.
3. Mencari bahan dan produk baru, serta sumber-sumber baru untuk memperoleh bahan dan produk yang lebih baik yang mungkin bisa digunakan oleh perusahaan di masa yang akan datang.
4. Melakukan negosiasi dan memperoleh bahan baku, peralatan, barang dan jasa pada harga yang mencerminkan the best value for money.
5. Ikut berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas untuk reduksi biaya.
6. Memelihara sistem komunikasi yang efektif dan melakukan konsultasi secara rutin dengan fungsi-fungsi internal.
7. Selalu memberikan informasi mengenai biaya pembelian dan berbagai perubahan yang mungkin bisa mempengaruhi laba perusahaan dan perkembangan dimasa mendatang kepada manajemen puncak.

Published in: on April 16, 2013 at 1:48 pm  Leave a Comment  

Airmata seorang anak

Ketika itu sabtu 8 November 2008 aku yang sedang melakukan kegiatan ku seperti biasa, mulai dari bangun tidur, sarapan dan berangkat kesekolah . Pada saat itu aku tak tahu bahwa akan ada latihan di sekolah tapi orang tuaku di rumah belum tahu kalau aku akan pulang larut, otakku mulai kebingungan bagaimana harus mengatakannya, padahal aku berjanji akan pulang cepat agar dapat berkumpul bersama keluarga.
Aku memutuskan untuk tetap mengikuti latihan di sekolah karena itu memang tugas yang harus kukerjakan demi nama baik sekolah. Jam demi jam telah berlalu tapi latihan yang kukerjakan tak kunjung berakhir aku mulai gelisah dan berbicara dalam hati “ sudah sesore ini aku belum pulang ke rumah padahal aku telah berjanji pada kedua orang tuaku”, tak lama kemudian latihan dihentikan untuk beristirahat sebentar melepas lelah dan daharga, aku berpikir “sebentar lagi pasti pulang”, lima belas menit kamudian ternyata latihan dilanjutkan kembali, aku yang menyangka latihan telah berakhir tambah panik dan sangat gelisah.
Dengan perasaan yang sangat kalut aku tetap melakukan latihan itu dan berharap bahwa latihan ini segera berakhir. Teman – teman yang lain pun mulai bergunjing “kapan latihan ini akan selesai”, ternyata tidak hanya aku saja yang gelisah karena latihan tidak juga berakhir. Waktu menunjukan pukul 17.25 latihan pun akhirnya selesai, tapi masalah baru akan segera dimulai.
Dalam perjalanan pulang aku menjalankan motor dengan kecepatan tinggi berharap agar cepat sampai di rumah, tetapi sesampainya di rumah adzan magrib sudah berkumandang dan orang tuaku sudah menunggu di ruang keluarga, aku yang datang dengan baju basah karena keringat masuk ke dalam rumah dengan perasaan takut dan bingung “apa yang harus kukatakan pada kedua orang tuaku?” tanyaku dalam hati. Ketika aku sudah berada di dalam rumah ayah ku memanggil dengan nada yang kurang enak, aku berjalan menuju ayahku yang sudah menunggu dari tadi bersama ibu.
Di atas sebuah bangku aku duduk sambil menundukan kepala karena tidak berani menatap wajah ayahku, sambil memandangiku ayah bertanya “dari mana kamu?” dengan nada sedikit marah, dengan terbata – bata aku menjawab “dari sekolah”. Ayahku semakin marah “mengapa pulang sampai sesore ini?”, aku mengatakan yang sebenarnya bahwa aku telah berlatih di sekolah, tapi ibuku tidak percaya malah menuduh aku berkata bohong,aku mencoba menjelaskannya tapi permasalahan semakin tambah kacau. Tak ku sangka ternyata airmata telah membasahi kedua mataku, ayahku mulai merasa bahwa yang kukatakan itu benar ia menyuruhku untuk mandi dan segera sholat . Setelah sholat aku sangat menyesal dan merasa memang ini semua salah ku tapi yang membuatku sadar bahwa seorang anak seperti ku, bisa meneteskan air mata dan membuat ayahku menjadi iba atas semua kesalahan yang ku perbuat.

Published in: on April 16, 2013 at 12:39 pm  Leave a Comment  

Distribusi

Distribusi (distribution)

A. Distribusi dan Saluran Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Dimana peranan distribusi berlangsung disaat barang-barang yang telah diproduksi oleh produsen telah mencapai tahap akhir. Setelah barang-barang dihasilkan, kegiatan berikutnya adalah bagaimana menyalurkan barang agar sampai ke konsumen. Tugas penyampaian barang ke tangan konsumen disebut distribusi. Disini para pedagang memegang peranan penting. Para pedagang ini berlaku sebagai penghubung antara produsen dengan konsumen ataupun antara produsen dengan produsen lainnya.
Menurut Lambert (1993) saluran distribusi adalah sekumpulan unit organisasi baik di internal perusahaan manufaktur ataupun eksternal (diluar) perusahaan manufaktur yang berfungsi untuk memasarkan produk. (http://www.google.co.id . Saluran Distribusi dan Sistem Distribusi)
Serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna industri. (Stern dan El-Ansary dalam Kotler, 1997)( http://www.google.co.id . Saluran Distribusi dan Sistem Distribusi)
Menurut The American Marketing Association saluran distribusi adalah organisasi kerja yang terdiri dari agensi dan lembaga yang bersama-sama melakukan semua kegiatan yang diperlukan untuk menghubungkan produsen dengan pemakai untuk menyelesaikan tugas pemasaran.
Berdasarkan pengertian Kotler mengenai saluran distribusi, distribusi channel bertanggung jawab untuk memindahkan barang dari pembuat barang ke konsumen. Pada distribution channel terdapat tiga komponen utama yang saling terintegrasi antara satu dengan yang lainnya dalam proses pengiriman produk yaitu, intermediary (perantara), agent (agen), dan facilitator (fasilitator) yang uraiannya dapat dilihat dibawah ini :

1. Pihak-pihak seperti wholesaler (grosir/pedagang besar) dan retailer (pengecer) yang membeli barang, memilikinya, dan menjual kembali barang tersebut. Wholesaler dan retailer sering disebut juga dengan istilah merchant (pedagang).
2. Agent (agent/wakil) Pihak-pihak seperti broker (pedagang perantara yang biasanya dibayar dengan imbalan komisi) dan sales agent (agen penjualan). Broker dan agent akan mencari pembeli, bertindak dipihak penjual, negosiasi dengan pembeli, tetapi tidak memiliki barang yang diperantarakan atau diperdagangkan itu.
3. Facilitator (fasilitator) Pihak-pihak lain yang memfasilitasi atau membantu proses distribusi dalam hal pengiriman barang secara fisik, pengiriman informasi, ataupun proses pembayaran. Fasilitator adalah puhak ketiga yang tidak memiliki barang yang dikirim atau barang yang diperdagangkan tersebut dan hanyalah untuk membantu dan kemudian dia dibayar atas bantuan yang diberikannya ini.


bagan distribusi

B. Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi dilakukan oleh badan usaha atau perorangan sejak pengumpulan barang dengan jalan membelinya dari produsen untuk disalurkan ke konsumen, berdasarkan hal tersebut maka fungsi distribusi terbagi atas:

1. Fungsi pertukaran, dimana kegiatan pemasaran atau jual beli barang atau jasa yang meliputi pembelian, penjualan, dan pengambilan resiko (untuk mengatasi resiko bisa dilakukan dengan menciptakan situasi dan kondisi pergudangan yang baik, mengasuransikan barang dagangan yang akan dan sedang dilakukan).
2. Fungsi penyediaan fisik, berkaitan dengan menyediakan barang dagangan dalam jumlah yang tepat mencakup masalah pengumpulan, penyimpanan, pemilahan, dan pengangkutan.
3. Fungsi penunjang, ini merupakan fungsi yang berkaitan dengan upaya memberikan fasilitas kepada fungsi-fungsi lain agar kegiatan distribusi dapat berjalan dengan lancar, fungsi ini meliputi pelayanan, pembelanjaan, penyebaran informasi, dan koordinasi.

C. Fungsi Saluran Dsitribusi
Distribution Channel atau intermediary menurut (Yunarto ,2006:44-45) memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem distribusi yang disebabkan karena beberapa hal yang dijelaskan dibawah ini :

1. Membantu producer yang kekurangan resource Distribution channel membantu producer yang kekurangan resource (sumber daya) untuk memesarkan secara langsung ke pemakai akhir. Untuk memesarkan dan mendistrubusikan suatu produk yang dibutuhkan resource untuk melakukan komunikasi dan membina hubungan dengan customer, resource keuangan, resource tenaga kerja, resource alat transportasi, resource gedung, resource administrasi, resource waktu, resource keahlian an lain-lain.

2. Penjualan secara langsung tidak memungkinkan Penjualan secara langsung oleh producer ke pemakai akhir tidak memungkinkan karena produknya harus dijual dengan produk yang lain.

3. Mengatasi Product Discrepancies. Mengatasi jika terjadi product discrepancies ( ketidakcocokan produk). Ketidakcocokan tersebut antara lain adalah:
a. Discrepancy of quality (ketidakcocokan jumlah)
Terjadi ketika ada perbedaan antara jumlah yang diproduksi atau dijual dengan jumlah yang ingin dibeli oleh customer.
b. Discrepancy of assortment (paket/campuran)
Jika customer tidak menerima semua produk yang diinginkan, customer tidak akan merasa puas.
c. Temporal discrepancy (ketidakcocokan waktu)
Terjadi karena pada saat barang diproduksi, customer belum siap untuk membeli. Jadi disini ada perbedaan waktu antara waktu produksi dan waktu dibutuhkan barang tersebut.
d. Spatial discrepancy (ketidakcocokan tempat)
Terjadi karena perbedaan tempat produksi dengan tempat dibutuhkan produk tersebut..
4. Mengurangi banyaknya kontak Dengan keberadaan intermediary (perantara) akan mengurangi banyaknya kontak hal ini juga berhubungan dengan biaya transaksi karena semakin banyak jumlah kontak akan mengakibatkan semakin besarnya biaya transaksi karena semakin banyak jumlah kontak akan mengakibatkan semakin besarnya biaya transaksi yang meliputi biaya administrasi, biaya transportasi, biaya operasional, dan biaya-biaya lain.
5. Fokus kebidangnya masing-masing Producer berpikiran bahwa dengan fokus kebisnis utama (produksi). Mereka akan memperoleh return on investment yang lebih besar jika dibanding fokus juga kebidang distribusi.

D. Jenis sistem distribusi
Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan beberapa jenis sistem distribusi yang dapat dikelompokkan:

1. Distribusi langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada konsumen.
Contohnya:
• Penjual nasi goreng keliling
• Nelayan menjual hasil tangkapannya langsung kepada konsumen
• Peternak menjual hasil telur dan daging ternaknya langsung kepada konsumen

2. Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
Contohnya, hasil produksi sepatu dijual kepada konsumen melalui toko-toko milik pabrik sepatu itu sendiri.

3. Distribusi tidak langsung. Pada sistem ini produsen tidak langsung menjual hasil produksinya, baik berupa benda ataupun jasa kepada pemakai melainkan melalui perantara.
Contohnya, petani menjual hasil pertaniannya kepada Koperasi Unit Desa (KUD) yang membelinya dengan harga dasar sesuai harga pasar agar petani terlindung dari praktek tengkulak.

http://devoav1997.webnode.com/news/pengertian-distribusi-dan-fungsi-distribusi/

Published in: on February 1, 2011 at 2:37 pm  Leave a Comment  

warehouse

Pergudangan (Warehouse)

A. PENGERTIAN GUDANG
Gudang adalah fasilitas khusus yang bersifat tetap, yang dirancang untuk mencapai target tingkat pelayanan dengan total biaya yang paling rendah. Gudang dibutuhkan dalam proses koordinasi penyaluran barang, yang muncul sebagai akibat kurang seimbangnya proses penawaran dan permintaan. Kurang seimbangnya antara proses permintaan dan penawaran mendorong munculnya persediaan (inventory), persediaan membutuhkan ruang sebagai tempat penyimpanan sementara yang disebut sebagai gudang.
Definisi gudang menurut Lambert (1993) adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-in-process, finished goods) pada dan antara titik sumber (point-of-origin) dan titik konsumsi (point-of-cumsumption), dan menyediakan informasi kepada manajement mengenai status, kondisi, dan disposisi dari item-item yang disimpan

B. EMPAT ALASAN PENTINGNYA PROSES PERGUDANGAN
Gudang pada dasarnya adalah bangunan yang secara fisik mampunyai kriteria tertentu sebagai tempat penyimpanan barang, didalam gudang terdapat proses pergudangan (warehousing) berupa storage dan material handling. Proses pergudangan diperlukan dengan empat alasan utama yaitu:

1. Transportation-Pruduction Cost Reduction
Gudang mempunyai peranan penting di dalam proses pengendalian dan pengurangan biaya transportasi dan produksi, pada dasarnya gudang yang selalu dikaitkan dengan proses persdiaan barang menimbulkan tambahan biaya tersendiri bagi barang yang didistribusikan. Namun pada suatu posisi tertentu gudang akan mempunyai peran didalam menekan biaya transportasi maupun produksi.
Pembelian barang pada suatu partai tertentu dengan jumlah dibawah kapasitas muatan alat angkut akan menyebabkan tingginya biaya angkut yang harus di tanggung oleh nilai barang setiap unitnya. Untuk menekan biaya per unit angkutan tersebut minimal harus dibeli sebanyak volume kapasitas muatan alat angkuatn, sehingga akan diperoleh biaya perunit yang relative rendah namun disisi lain terdapat konsekuensi timbulnya persediaan barang akibat pembelian yang berlebih.

2. Coorination of supply and demand
Gudang berfungsi salah satunya adalah sebagai unsur koordinasi antara penawaran dan permintaan, volume permintaan tidak selalu dapat diproyeksi secara relative akuarat sedangkan proses produksi harus dilakukan
Untuk menghasilkan suatu volume tertentu. Permintaan pasar dapat terajdi secara berfluktuasi sedangkan penawaran, dalam hal ini proses produksi, akan menghasilkan volume relative konstan, sehingga diperlukan gudang sebagai tempat penyimpanan pada saat volume produksi meningkat, dan permintaan pasar menurun.

3. Production considerations
Proses produksi untuk barang-barang dengan klasifikasi dan karakterisik tertentu membutuhkan gudang untuk menekan biaya produksi maupun untuk melengkapi proses akhir produksi barang. Untuk barang-barang dengan proses klasifikasi tertentu memerlukan waktu simpanan agar memperoleh barang dengan kualitas lebih sempurna, sebagai contoh keju, anggur.
Barang-barng lain yang memerlukan gudang untuk proses akhir sesuai dengan proses klasifikasi dan karakteristiknya adalah barang yang harus dirakit (assembling) untuk penyempurnaan proses akhir produksi.

4. Marketing considerations
Barang dengan tipe, klasifikasi dan karakteristik tertentu menuntut harus siap tersedia dipasar, agar pasokan barang tersebut dipasar tidak terhenti. Untuk itu diperlukan guang yang relative dengan pasar sebagai media untuk mempercepat proses pendistribusian guna memenuhi kebutuhan pasar.

Keempat alasan utama perlunya gudang tersebut memperlihatkan bahwa terdapat dua manfaat penting yang diperoleh dari keberadaan gudang, yaitu manfata waktu dan manfaat bentuk. Manfaat waktu yang didapat adalah bahwa barang akan member keuntungan lebih apabila barang tersebut disimpan digudang dan dikeluarkan kepasar pada saat yang tepat.
Manfaat bentuk diperoleh apabila pada saat menunggu digudang dilakukan proses perakitan sehingga dari sisi bentuk, barang tersebut akan memberikan manfaat lebih kepada konsumen.
Gudang bertindak sebagai simpul untuk memperlancar distribusi produk/bahan baku, sebelum produk tersebut sapai ditangan pelanggan/pabrik, serta berfungsi sebagai tempat penyimpanan, pergerakan dan tempat ternsfer informasi.
ekonomis, sedangkan bagian pemasaran menganjurkan agar gudang dapat berperan dalam meningkatkan “customer service”. Penggabungan produk, pelayanan, katup pengamanan, dan sebagai penyeimbang.
Perguadangan dapat memainkan peranan kunci dalam pengembangan strategi logistic terpadu, karena gudang umumnya berdampak terhadap upaya kebrshasilan penjualan dan pemasaran suatu perusahaan
Pergudangan dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk pengurangan ongkos dan perbaikan produktivitas logistic, serta memerlukan system informasi yang baik untuk mengatur berbagai faktor yang mempengaruhinya.

C. TUJUAN GUDANG
Tujuan sebuah gudang adalah untuk menyimpan produk sampai dengan produk tesebut diminta oleh pelanggan, sehingga gudang berperan dalam menghubungkan antar fasilitas produksi dengan pelanggan atau pemasok dengan fasilitas produksi. Dengan demikian, gudang mendukung terhadap proses produksi dengan mengkonsolidasikan material dari pemasok (inbound warehouse) dan juga mendukung upaya pengembangan pasar, terutama dalam untuk membuka pasar baru (outbound warehouse). Gudang merupakan bagian yang integral dari setiap aktivitas pada system logistic. Peranan vital gudang terutama dalam memenuhi level of customer service pada total ongkos yang paling rendah.

D. KEGUNAAN GUDANG
Dalam proses rantai pasok (supply chain), gudang pada dasarnya memiliki empat kegunaan, yaitu:
 Inbound consolidation, dimana barang-barang yang akan diproses, dikonsolidasikan terlebih dahulu didalam gudang sebelum masuk kedalam proses produksi
 Goods In Process (product mixing), dari pabrik-pabrik dialokasi yang berbeda dikonsolidasikan di dalam suatu gudang untuk dirakit terlebih dahulu sebelum didistribusikan ke pasar
 Outbound Consolidation, barang-barang yang diproduksi di pabrik-pabrik yang terletak dialokasi berbeda, dikonsolidasikan sebelum di serahkan kepada para pelanggan
 Outbound Dispertion (break bulk), barang-barng yang telah di hasilkan disuatu pabrik dimasukan ke dalam gudang untuk dibagi-bagi kedalam volume yang lebih kecil sebelum didistribusikan kepasr atau para pelanggan.

Gudang melayani sebagai fasilitas konsolidasi. Karena perusahaan dapat mengangkut produk berulang kali dengan jumlah kecil kedalam gudang, selanjutnya dilakukan konsolidasi dalam gudang menjadi beban penuh, dan selanjutnya diangkut lagi sampai tujuan, dan kegiatan ini dapat mengakibatkan ongkos transport yang rendah.
Pergudangan juga bisa bertindak sebagai tempat penggabungan produk (product mixing). Gudang dapat meyimpan berbagai jenis lini produk dan jika pelanggan memesan lebih dari satu tipe produk, maka gudang dapat melayaninya, kemudian produk yang berbeda-beda tersebut diangkutnya pada satu kali pengiriman. Aktivitas ini lebih efisien dalam dalam hal pengisian dan pengiriman pesanan.
Peran gudang lainnya adalah sebagai pelayan, pelayan dapat mengisi pesanan dari tempat gudang berada dan tidak perlu harus pesan ke pabrik, sehinggga pemesanan dan pengiriman produk jauh lebih cepat, mengurangi kekurangan, dan pada umumnya dapat melayiani pelanggan, dan akan berakibat terhadap meningkatnya penjualan.
Dalam beberapa kasus yang terjadi, gudang bias juga bertindak sebagai katup pengaman (savety valve) pada kasus peningkatan produksi di pabrik, kekurangan pasokan, atau karena kelambatan transportasi. Hal ini dapat diatasi jika terdapat persediaan barang gudang.
Peran terakhir gudang adalah penyeimbang (smoothing Out) produksi, ongkos produksi tetap (fixed cost)per unit akan turun secara nyata, jika menghasilkan jumlah yang tinggi dalam satu jenis produk.

Published in: on February 1, 2011 at 1:47 pm  Comments (1)  

poltekpos

POLITEKNIK POS INDONESIA

politeknik pos Indonesia
Jl. Sariasih No. 54 Bandung 40151
phone: 022-2009562, 2009570 Fax. 022-2009568
home page: http://www.poltekpos.ac.id

Published in: on February 1, 2011 at 10:44 am  Leave a Comment